Sri Wartini, Ph.D. Duta Indonesia di Addis Ababa Ethiophia

Doktor Sri Wartini Utusan Konferensi Lingkungan di Ethiophia
Doktor Sri Wartini Utusan Konferensi Lingkungan di Ethiophia

 
UII Terpadu (16/12), Ethiophia (uiinews) Senyumnya yang manis dan lesung pipi yang indah menambah cantik wajah ayu ibu muda yang berstatus pengajar/dosen di Fakultas Hukum UII Yogyakarta ini. Penampilan kalem dan bersahaja dari isteri Ir. Sri Suharto BSc dan ibu dari dua anak ( Afranetta Aulya AW dan R. Alana Abirasta Widya C) menambah anggun penampilan kesehariannya yang pandai mengkombinasikan seni berpakaian. Beliau adalah Ibu Dra Hajjah Sri Wartini ..
 

Doktor Sri Wartini Utusan Konferensi Lingkungan di Ethiophia
UII Terpadu (16/12), Ethiophia (uiinews) Senyumnya yang manis dan lesung pipi yang indah menambah cantik wajah ayu ibu muda yang berstatus pengajar/dosen di Fakultas Hukum UII Yogyakarta ini. Penampilan kalem dan bersahaja dari isteri Ir. Sri Suharto BSc dan ibu dari dua anak ( Afranetta Aulya AW dan R. Alana Abirasta Widya C) menambah anggun penampilan kesehariannya yang pandai mengkombinasikan seni berpakaian. Beliau adalah Ibu Dra Hajjah Sri Wartini SH MHum Ph.D. Dosen muda dengan seabrek pengalaman dan prestasi ini baru saja menjadi duta Indonesia untuk megikuti workshop bertaraf internasional di Ethiopia bersama 59 utusan se dunia. Untuk bisa mengikuti acara bergengsi ini doktor lulusan IIUMalaysia ini harus berkompetisi dengan peserta lainnya dari seluruh Indonesia. Dengan mengajukan paper/karya ilmiah sebagai syarat dan mempresentasikannya di hadapan dewan seleksi beliau lolos dan berhasil keluar sebagai duta Indonesia mewakili akademisi bersama Erbita dari Directorat Paten Dirjen HAKI Jakarta. Paper yang diambil beliau mengetengahkan tema ““Enhancing The Capacity Building of Government Officers and Farmers in Kulon Progo on Geographical Indication”.
Saat ditemui uiinews di ruang kerjanya, dosen Hukum Internasional FH dan aktif sebagai wakil ketua Pusat HKI, Hukum, Teknologi & Bisnis Fakultas Hukum ini berkisah bahwa Workshop yang diikutinya ini tentang “Result for Senior from Developing and Least Developed Countries (LDCs) for the Assessment of the Training Programs on Intellectual Property diselenggarakan oleh World Intellectual Property Organization (WIPO) bekerjasama dengan Swedish Patent and Registration Office (PRV), Swedish International Development Cooperation Agency (SIDA) dan the Ethiopian Intellectual Property Office (EIPO). Dalam workshop ini diikuti oleh 59 peserta yang terdiri dari negara berkembang dan negara kurang berkembang dari 24 negara antara lain Indonesia, China ,India, Mesir, Columbia, Cuba, Ukraina, Lebanon, Myanmar, Maldiv, Kenya, South Afrika, Malawi, Lesotho, Ethiopia, Sudan, Uganda, Tanzania, Lesotho, Botswana, Zambia dll.
Peserta yang mengikuti training ini merupakan peserta yang pernah mengikuti training yang diselenggarakan oleh WIPO, PRV dan SIDA yang telah dimulai pada tahun 2004 sampai dengan 2013, dengan berbagai variasi tema dalam Hukum Kekayaan Intellektual. Training terakhir yang diselenggarakan pada bulan April 2013 di Stockholm Swedia dengan Tema “Advanced International Training Programmes on Intellectual Property in the Global Economy”, dan diikuti Follow Up Training telah diselenggarakan di Bangkok Thailand untuk menyampaikan hasil project yang dibuat masing-masing peserta setelah mereka mengikuti training di Stockholm Swedia. Semua biaya peserta baik tiket pesawat dan akomodasi ditanggung oleh WIPO dan SIDA.
Setelah training ini berlangsung selama 10 tahun maka pada bulan 3-7 Nopember 2014 diadakan evaluasi program yang sudah diselenggarakan selama 10 tahun dengan meminta pendapat dan evaluasi dari para alumni training dan juga mengundang evaluator professional. Para peserta dalam training ini adalah peserta yang lolos seleksi dalam penulisan Mini Essay yang diselenggrakan oleh WIPO, SIDA dan PRV. Dalam evaluasi program ini juga diselenggarakan workshop “Advanced International Training Programmes on Intellectual Property in the Global Economy”. Dalam Workshop ini selain diisi oleh pembicara dari WIPO, PRV dan EIPO, para peserta juga diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil projectnya masing-masing ataupun isu yang berkembang di masing-masing negara peserta tentang penegakan hukum hak kekayaan intellectual. Namun karena pesertanya banyak tidak mungkin presentasi satu-satu, sehingga ditentukan adanya perwakilan dan kesediaan dari masing –masing peserta. Dari 24 Negara ada 12 negara yang presentasi, antara lain Sudan, Lebanon, Lesotho, Ukraina, Indonesia, Kenya, Ethiopia, Uganda, Senegal, Tanzania, Nepal dan Myanmar. Peserta dari Indonesia 2 orang, yaitu Sri Wartini dari Fakultas Hukum UII dan sebagai wakil ketua Pusat HKI, Hukum, Teknologi & Bisnis Fakultas Hukum, serta Erbita dari Directorat Paten Dirjen HAKI. Peserta Indonesia yang mempresentasikan hasil projectnya adalah Sri Wartini dengan judul project “ENHANCING THE CAPACITY BUILDING OF GOVERNMENT OFFICERS AND FARMERS IN KULONPROGO ON GEOGRAPHICAL INDICATION”.
Kenapa mengambil sampel lokasi dari Kabupaten Kulon Progo, hal ini tidak lain karena terkait kerjasama wilayah dari 3 kabupaten di DIY yang terjalin dengan baik di bawah pembinaan Pusat Studi HKI, Hukum, Teknologi & Bisnis Fakultas Hukum dengan dua kabupaten (Kulon Progo dan Sleman) dan satu kotamadya Yogyakarta selama ini. Belia sebagai wakil Ketua Pusat Studi HKI, Hukum, Teknologi & Bisnis FH UII telah lama berkerjasa di tiga wilayah ini, sehingga tidak heran kalau salah satunya diambil sebagai bahan/tema papernya.
Lebih lanjut Sri Wartini mengatakan bahwa materi training yang disampaikan mulai tanggal 3-7 Nopember di Gedung Perwakilan PBB di Addis Abba Ethiopia, antara lain : Intellectual Issues in Least Developed countries, Industrial Property in the Global Economy, Copy Rights in the Gloabal Economy, Looking backward, thinking forward-future Challenges for the Ip System and Experience of Traditional knowledge in Ethiopia. Selain itu juga dilakukan Study Visit ke Kantor Ethiopian Intellectual Property Office (EIPO) dan tempat pembuatan truk, bus, tank, dan juga pesawat militer. Berdasarkan hasil evaluasi dari peserta training dan Team evaluator professional, telah diputuskan bahwa training ini akan tetap dilaksanakan terutama untuk negara berkembang dan kurang berkembang serta ditingkatkan adanya networking antara sesama peserta maupun antara peserta dwngan WIPO, SIDA dan PRV, begitu papar Bu Tini (panggilan akrab di kampus) mengakhiri ceritanya.
Foto : Nampak Ibu Dra Hj. Sri Wartini SH MHum Ph.D sebagai duta Indonesia saat presentasi bersama 59 utusan/ duta dari 54 negara di dunia yang diselenggarakan oleh WIPO, SIDA,PRV dan EIPO di Gedung Perwakilan PBB di Addis Abba Ethiopia tanggal 3-7 Nopember 2014.