PSHK Ajak Pemuda Bicara Soal Konstitusi dalam Acara Peringati Hari Sumpah Pemuda

Tamansiswa (11/2) Pusat Studi Hukum Konstitusi (PSHK) FH UII menyelenggarakan diksusi publik dengan tema Pemuda Bicara Konstitusi Kamis, 2 Nopember 2017 jam 09.00 WIB- selesai di Ruang SidangĀ  3.7. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memeperingati hari Sumpah Pemuda tahun 2017. Sebagai pembicara para peneliti muda PSHK yaitu Aulia Rifqi Hidayat, SH., Retno Widiastuti, Yuniar Riza Hakiki, dan Dio Ekie Ramanda.

 

Yuniar mengatakan bahwa dalam rangka sumpah pemuda ini pemuda harus mampu hadapi tantangan-tantangan yang ada dengan berbagai alernatif yang cara mengatasinya. Alternatif untuk mengatasi tantangan yang disampaikan dalam diskusi tersebut diantaranya adalah tantangan bahaya narkoba diatasi dengan kesibukan positif dan pergaulan yang selektif. Tantangan kedua adalah intoleransi, maka solusinya adalah perkuat pembiasaan dan solidaritas, menggalang solidaritas antar lintas suku, agama, ras, dan adat. Ketiga, tantangan di era globalisasi dan teknologi yaitu HOAX danĀ hate speech, maka cara mengatasinya adalah dengan klarifikasi data, berargumentasi melalui media massa, dan cerdas berteknologi. Keempat adalah kondisi kemiskinan dan pengangguran maka kita harus memulai dan mengembangkan usaha baru, bisnis online, penelitian (riset), dan ekonomi kreatif. Dan kelima yaitu tantangan budaya korupsi maka harus membiasakan untuk taat prosedur dan tidak distruktif.

Retno Widiastuti menyampaikan beberapa statemen sebagai berikut. Satu, pada dasarnya, hukum di Indonesia untuk menyikapi problematika yang berujung ā€˜krisis sosialā€™ tersebut sudahlah komprehensif.Ā  Kedua, hukum sebagaiĀ social control. Ketiga,Ā untuk itu, perbaikan-perbaikan harus diupayakan semua hal baik dari culture dan struktur. Dan keempat, masyarakat dan pemerintah sama-sama memiliki porsi tanggungjawab yang besar untuk menyikapi ā€˜krisis sosialā€™ pemuda. Sehingga diperlukan sikap para pemuda sebagai refleksi sumpah pemuda yang dilakukan 28 Oktober 1928 sekian tahun silam adalah dengan memberikan keinginan para pemuda untuk berkehendak mempunyai cita-cita. Kemudian para pemuda harus terlibat dalam setiap lini yang dapat dimasukinya. Dan selanjutnya para pemuda harus dapat menyadari akan prestasi dan resiko atas langkah-langkah yang dilakukannya.

Diskusi tersebut dihadiri oleh Ketua PSHK Anang Zubaidy, SH., M.H. sekaligus menutup dan berfoto bersama dengan para pembicara dan peserta.